News & Research

Reader

Nilai Transaksi Digital BNI (BBNI) Capai Rp347 triliun di Kuartal I-2024, Tumbuh 35,9 Persen
Tuesday, April 30, 2024       08:49 WIB

IDXC hannel - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk () atau BNI melanjutkan pertumbuhan digital banking yang positif pada awal 2024. Tercatat nilai transaksi digital mencapai Rp347 triliun pada kuartal I-2024, tumbuh 35,9% secara year-on-yar (YoY).
Sejalan dengan hal itu, jumlah transaksi digi9tal tumbuh 54,9% YoY menjadi 318 juta. Jumlah pengguna BNI Mobile Banking pada kuartal I-2024 juga meningkat 18,5% YoY hingga mencapai 16,9 juta.
"Pencapaian ini merupakan refleksi bahwa kami berada di jalur yang tepat dalam transformasi digital yang berjalan secara mulus mengikuti kebutuhan nasabah," kata Direktur Finance BNI, Novita Widya Anggraini, dalam keterangan tertulis pada Senin (29/4/2024).
Novita mengatakan BNI Mobile Banking telah menjadi Super Apps Ecosystem yang menghadirkan solusi finansial untuk kebutuhan harian, wealth management, digital lifestyle, digital loan & credit card, personal financial management, experience & engagement, hingga sejumlah valueaddedservices.
"Melalui BNI Mobile Banking, kami terus memperluas layanan dengan memanfaatkan ekosistem kami untuk menjawab setiap kebutuhan nasabah di era perbankan digital modern ini. Hal ini bertujuan untuk membantu pertumbuhan nasabah dari hanya melakukan transaksi dasar hingga mencapai tujuan keuangan mereka," ujarnya.
Bukan hanya BNI Mobile Banking yang meningkat, solusi digital unggulan BNI di segmen wholesale yaitu BNID irect dan BNI Open API juga menunjukkan peningkatan performa yang signifikan.
"Volume dan Item transaksi BNID irect pada kuartal I-2024 masing-masing tumbuh 11,6% dan 9% YoY. Sementara itu, BNI Open API saat ini terus berkomitmen atas service excellence, dengan memberikan layanan API yang bervariasi mulai dari layanan payment, collection, transfer, dan banyak lainnya. Hal tersebut ditunjukkan pada performa transaksi API per kuartal I-2024, di mana Volume dan item transaksi API masing-masing tumbuh 23% YoY," katanya.
Pada 2023, BNI Open API telah berhasil memenangkan beberapa penghargaan internasional, menjadi bukti atas komitmen perseroan terhadap layanan yang unggul berbasis inovasi digital.
Melalui BNI Open API, perseroan terus berupaya untuk menyediakan platform digital yang menjawab kebutuhan secara komprehensif, mengoptimalkan saluran mitra dalam menyediakan solusi keuangan yang terintegrasi dan seamless.
Di sisi lain, Direktur Risk Management David Pirzada mengatakan sebagai bank milik negara yang menjadi motor penggerak pelaksana Keuangan Berkelanjutan (Sustainable Finance) di Indonesia, BNI terus berkomitmen menginternalisasi prinsip keuangan berkelanjutan.
Menurut David, sustainability atau keberlanjutan telah menjadi jantung dari bisnis BNI. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah dengan menetapkan target Net Zero Emission (NZE) aktivitas operasional BNI pada 2028 dan pembiayaan pada tahun 2060. BNI akan mendorong sejumlah inisiatif baik dari sisi operasional maupun pembiayaan.
Penyaluran kredit hijau BNI telah tumbuh dengan rata-rata setiap tahun ( CAGR ) 23%, dengan nilai mencapai Rp67,4 triliun pada akhir Maret 2024, dibandingkan akhir Desember 2020 sebesar Rp29,5 triliun. Penyaluran kredit hijau tersebut memiliki porsi 14,2% dari keseluruhan wholesale loan, sementara pada Desember 2020 porsinya baru sebesar 7,8%.
"Salah satu bentuk penyaluran kredit hijau tersebut adalah pembiayaan akuisisi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu ( PLTB ) Sidrap di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 75 Megawatt Peak (MwP) senilai Rp1,6 triliun," ujarnya.
BNI juga berhasil mengoptimalkan penyaluran green bond sebesar Rp5 triliun ke sektor energi terbarukan, transportasi ramah lingkungan, pengolahan sampah, bangunan berwawasan lingkungan, dan pengelolaan sumber daya alam.
Melalui penyaluran green bond tersebut, BNI telah berhasil memberikan kontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, memproduksi energi bersih, menghemat energi, mendaur ulang sejumlah limbah, serta memelihara keberlanjutan sumber daya alam.
BNI juga memiliki perhatian khusus pada risiko transisi yang dihadapi debitur dan telah menerapkan Sustainability Linked Loan (SLL) untuk mendorong pelaksanaan prinsip ESG termasuk di dalamnya transisi energi debitur.
Sampai dengan akhir Maret 2024, BNI telah menyalurkan SLL senilai Rp4,9 triliun kepada perusahaan-perusahaan top tier di sektor industri pengolahan semen, baja, dan agroindustri.
"Sebagai bukti pencapaian BNI dalam pengelolaan keuangan berkelanjutan, pada akhir Maret 2024 BNI juga berhasil mempertahankan Rating A dari MSCI dan Rating Medium Risk dari Sustainalytics dengan skor 21,4," pungkasnya.

Sumber : idxchannel.com

powered by: IPOTNEWS.COM